dengan namaNYA yang maha sempurna_
di kanvas putih itu,
telah kulukiskan contengan sebuah perjalanan,
dengan hijau buminya,
dengan cantik pelanginya,
dengan merah mentarinya
dengan kerlipan bintangnya.
lantas si kanvas berkata padaku,
contenganmu contengan palsu
kau abadikan gemilang pelangimu didadaku
tanpa kumerasai basahnya hujan menderu
bukankah itu namanya tipu
kerana hidup bukanlah begitu.
takkan engkau menghargai pelangi
jika hujan tak pernah kau rasai
tak berguna menyulam mimpi
jika sandarnya tidak pada Ilahi.
kanvasku berbicara tulus,
peringatan dari hati yang mulus.
dengarkan wahai kanvasku,
bagaimana contengan, begitulah hati
yang masih tersenyum walau di uji
hujan itu dari Ilahi,
tak akan kulukiskan di sini.
dan contenganku ini,
adalah sempurna sebuah mimpi
yang sandarnya pada Ilahi_
